Jumat, 23 Mei 2014

PENGARUH PSIKOLOGIS TERHADAP BUMIL, BULIN DAN BUFAS



  1. Latar Belakang
             Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi.. Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas—Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume—memberikan sumbangan dalam bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu pengetahuan. Ingat dampaknya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, sebisa mungkin hindari trauma.
Beban fisik dan mental biasa dialami oleh ibu hamil karena perubahan fisik dan hormonalnya, seperti bentuk tubuh yang melebar dan kondisi emosi yang naik turun. Beban ini sering diperparah dengan munculnya trauma-trauma kehamilan, sehingga masalah yang dihadapi ibu pun makin kompleks.
Trauma masa hamil, bisa datang dari banyak faktor. Hal sepele seperti menyaksikan film horor bisa saja mendatangkan trauma padahal sebelumnya tidak masalah bila ibu menyaksikan film jenis apa pun: horor, laga, atau thriller. Namun di saat hamil, adegan yang menyeramkan, mengerikan, atau menyedihkan bisa sangat membekas dan berujung menjadi trauma. Ibu jadi takut pergi ke kamar mandi sendirian, takut menyetir mobil, khawatir bakal terjadi sesuatu yang mengancam jiwanya, cemas kalau sendirian di malam hari, dan sebagainya. Ketakutan ini menjadi sangat berlebihan, sehingga sangat mengganggu kondisi psikologisnya.
Secara umum sebagaian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah melahirkan. Clydde (Regina dkk, 2001), bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi serta emosional. Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan pascasalin diklasifikasikan dalam gangguan mood dan onset gejala adalah dalam 4 minggu pascapersalinan.
da 3 tipe gangguan mood pascasalin, diantaranya adalah maternity blues, postpartum depression dan postpartum psychosis (Ling dan Duff, 2001).
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Paltiel (Koblinsky dkk, 1997), bahwa ada 3 golongan gangguan psikis pascasalin yaitu postpartum blues atau sering disebut juga sebagai maternity blues yaitu kesedihan pasca persalinan yang bersifat sementara. Postpartum depression yaitu depresi pasca persalinan yang berlangsung sampai berminggu – minggu atau bulan dan kadang ada diantara mereka yang tidak menyadari bahwa yang sedang dialaminya merupakan penyakit. Postpartum psychosis, dalam kondisi seperti ini terjadi tekanan jiwa yang sangat berat karena bisa menetap sampai setahun dan bisa juga selalu kambuh gangguan kejiwaannya setiap pasca melahirkan.
Depresi postpartum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Pitt (Regina dkk, 2001), Masih menurut Pitt (Regina dkk, 2001) tingkat keparahan depresi postpartum bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami “kesedihan sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa awal postpartum, ini disebut dengan the blues atau maternity blues. Gangguan postpartum yang paling berat disebut psikosis postpartum atau melankolia.  
Diantara 2 keadaan ekstrem tersebut terdapat keadaan yang relatif mempunyai tingkat keparahan sedang yang disebut neurosa depresi atau depresi  postpartum.
Menurut Duffet-Smith (1995), depresi pascasalin bisa berkaitan dengan terjadinya akumulasi stres. Ada stres yang tidak dapat dihindari, seperti operasi. Faktor kunci dalam depresi pasca persalinan adalah kecapaian yang menjadi kelelahan total. Kepercayaan diri ibu dapat luntur jika ibu merasa tidak mampu menanganinya dan menjadi frustasi karena kelemahan fisiknya.
Inwood (Regina dkk, 2001) menghubungkan fenomena depresi postpartum dengan gangguan perasaan mayor seperti kesedihan, perasaan tidak mampu, kelelahan, insomnia dan anhedonia. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sloane dan Bennedict (1997),.
Depresi postpartum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan, mungkin seorang ibu baru akan merasa benar – benar tidak berdaya dan merasa serba kurang mampu, tertindih oleh beban tanggung jawab terhadap bayi dan keluarganya, tidak bisa melakukan apapun untuk menghilangkan perasaan itu.
Depresi pasca lahir dapat berlangsung sampai 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain yang lebih berat atau lebih ringan. Gejalanya sama saja tetapi disamping itu ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuannya sebagai seorang ibu (Wilkinson, 1995).
Monks dkk (1988), menyatakan bahwa depresi postpartum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas afek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan – bulan. Sloane dan Bennedict (1997) menyatakan bahwa depresi postpartum biasanya terjadi pada 4 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus 1 – 2 minggu.
Llewellyn–Jones (1994), menyatakan bahwa wanita yang didiagnosa secara klinis pada masa postpartum mengalami depresi dalam 3 bulan pertama setelah melahirkan.
Wanita yang menderita depresi postpartum adalah mereka yang secara sosial dan emosional merasa terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi postpartum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus – menerus sampai 6 bulan bahkan sampai satu tahun.
Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.

  1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka  Pengaruh Psikologis Terhadap  Bumil, Bulin & Bufas adalah : Beban fisik dan mental biasa dialami oleh ibu hamil karena perubahan fisik dan hormonalnya,
Masalah psikologis yang mungkin terjadi  : kecemasan menghadapi persalinan , kurang pengetahuan tentang proses persalinan, intervensinya: kaji tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan persalinan yang akan dilakukan, informed consent,  kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif) intervensinya: berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses persalinan berlangsung.

  1. Pembatasan masalah
 1. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini merupakan penelitian bidang kesehatan dengan penekanan pada bidang ilmu keperawatan terutama penekanan pada bidang Psikologi.

2. Lingkup Masalah
Masalah dalam Penelitian ini adalah Pengaruh Psikologis Terhadap  Bumil, Bulin dan Bufas

3. Lingkup Sasaran
Sasaran penelitian ini adalah Anggota Masyarakat.

4. Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008

5. Lingkup Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode kepustakaan .

  1. Perumusan Masalah.
      Berdasarkan  uraian diatas, maka penulis  ingin mengetahui  apakah ada pengaruh Psikologis Terhadap  Bumil, Bulin dan Bufas .

  1. Tujuan Penelitian
1.    Tujuan umum
Mendiskripsikan  Pengaruh Psikologis Terhadap  Bumil, Bulin dan Bufas.
2.    Tujuan khusus
 Memperoleh gambaran permasalahan yang di hadapi dari     
  pengaruh Psikologis Terhadap  Bumil, Bulin dan Bufas.





KERANGKA TEORI

            Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang Definisi, Tanda – tanda , Pencegahan , Bahaya dan Pengobatan . Adapun pembahasannya sebagai berikut :

A.   Definisi
Psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental . Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) .
Depresi postpartum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan, dan kehilangan libido (kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita dan keluarga pada umumnya. Definisi krisis ini merupakan suatu ketidakseimbangan psikologis yang mungkin disebabkan oleh situasi atau tahap perkembangan. Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama kalinya terdapat periode syok, menyangkal, kebingungan serta tidak terima atas apa yang terjadi. Persepsi setiap wanita saat dia mengetahui akan kehamilan tersebut, yang ada dalam pikirannya bahwa kehamilan merupakan suatu penyakit, kejelekan pada dirinya atau mungkin mereka memandang bahwa kehamilan adalah suatu periode kreativitas dan pemenuhan pengabdian pada keluarga. Oleh karena itu, berbagai dukungan dan bantuan sangat penting dibutuhkan bagi seorang ibu untuk mendukung selama kehamilannya.
Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.

Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, seperti pada tabel berikut ini
Lokia
Waktu
Warna
Ciri-ciri
Rubra
1-3 hari
Merah kehitaman
Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
Sanginolenta
3-7 hari
Putih bercampur merah
Sisa darah bercampur lendir
Serosa
7-14 hari
Kekuningan/ kecoklatan
Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta
Alba
>14 hari
Putih
Mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.




B.                               Tanda - tanda
1. Psikologi Pada Masa Nifas
Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah melahirkan.
Pada 0 – 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada siang hari dan sulit tidur dimalam hari.
Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul, biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.
Pada 1 – 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal..


2. Depresi Pada Masa Nifas
Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.
Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukan faktor-faktor penyebab depresi adalah terhambatnya karir ibu karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara.
Umumnya, ibu yang tidak mengalami masa haid setelah masa nifas lama berlalu, tidak akan mengalami ovulasi atau pembuahan. Itu artinya ibu tidak akan hamil meskipun tanpa alat kontrasepsi. Tapi Anda harus waspada karena bisa jadi haid tidak datang karena Anda hamil.
Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan
    

C.     Pencegahan
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis  ibu dan keluarga
a. mengatur posisi
anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, anjurkan suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi. ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian terendah janin). berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak(mempercepat rotasi kepala janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung). posisi terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya hipoksia janin.
b. pemberian cairan dan nutrisi
berikan ibu asupan makanan ringan dan minum aior sesering mungkin agar tidak terjadi dehidrasi. dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi menjadi kurang efektik
Eliminasi  / Buang Air Kecil (BAK)
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh. anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak dapat berkemih secara normal. tindakan kateterisasi dapat menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan pada kandung kemih. Kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:
  • memperlambat turunnya bagian terendah janin
  • menimbulkan rasa tidak nyaman
  • meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri
  • mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
  • meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
Buang Air Besar (BAB)
Anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. jika ibu ingin merasakan BAB saat fase aktif harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi
tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena dapat meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II dan dapat meningkatkan resiko infeksi.
Mencegah Infeksi
menjaga lingkungan yang bersih sangat penting untuk mewujudkan kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi. kepatuhan dalam menjalankan praktek2 pencegahan infeksi yang baik juga akan melindungi penolong dan keluarga dari resiko infeksi
anjurkan ibu untuk mandi dan mengenakan pakaian yang bersih sebelum persalinan. anjurkan pada keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan ibu atau bayi baru lahir(BBL)
gunakan alat2 steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dan sarung tangan pada saat diperlukan dalam melakukan pertolongan persalinan

D.  Bahaya

Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis  ibu dan keluarga
a.Mengatur posisiAnjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, anjurkan suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi. ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian terendah janin). berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak(mempercepat rotasi kepala janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung). posisi terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya hipoksia janin.
b. Pemberian cairan dan nutrisi
berikan ibu asupan makanan ringan dan minum aior sesering mungkin agar tidak terjadi dehidrasi. dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi menjadi kurang efektik

E . Pengobatan


Sebenarnya, begitu menyadari adanya gangguan haid yang berlebihan setiap bulannya, saat itulah waktunya untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Terutama bagi ibu yang sudah biasanya mendapatkan haid setiap bulannya, dan dalam siklus yang normal sebelum ibu melahirkan. Dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan, seperti pemeriksaan darah, tes pap smear, biopsi rahim, pemeriksaan USG, histeroskopi, serta pemeriksaar lain.

PERMASALAHAN

A.   Umum
Pengaruh Psikologis Terhadap  Bumil, Bulin dan Bufas, Kadar prolactin dalam tubuh dapat meningkat karena adanya gangguan patologis dan psikologis. Gangguan patologis berarti meningkatnya kadar prolactin karena adanya kelainan fisik. Seperti; kelainan hipotalamus seperti tumor kraniofaringioma (tumor saluran tenggorokan) , kelainan hipofisis (kelenjar di dalam otak), hipotiroid (kelenjar tiroid aktif) dan gagal ginjal.
Gangguan fisik juga bisa berupa gangguan hormonal. Pada siklus haid yang normal terdapat keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron, yang berperan mengatur pembentukan selaput lendir rahim yang akan rontok setiap kali haid datang.
Tetapi, bila keadaan hormon dalam tubuh tidak seimbang, dapat mengakibatkan hilangnya menstruasi. Seperti "atrophic vaginitis", suatu keadaan yang disebabkan oleh kekurangan hormon oestrogen. "Keadaan ini dapat diatasi dan tidak berbahaya dengan pemberian obat hormon estrogen.
Tertundanya masa haid setelah nifas lebih banyak terjadi karena ganggua psikologis. Banyak ibu yang memgalami stres atau baby blues (stres karena kelelahan memiliki bayi) berkepanjangan selepas masa nifas. Akibatnya terjadi rangsangan fisiologis yang dapat mengganggu keseimbangan hormon. Selama ibu berada dalam kondisi psikologis yang kurang baik maka kemungkinan mendapatkan mensruasi pun akan lebih kecil.

B.   Khusus

                  Beban fisik dan mental biasa dialami oleh ibu hamil karena perubahan fisik dan hormonalnya,  gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi serta emosional,  depresi postpartum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi.

C.   Teknik Pengumpulan Data Studi Kepustakaan
                  Tehnik pengumpulan data yang di gunakan penulis dalam pembuatan karya Tulis Ilmiah ini  adalah Studi Kepustakaan  melalui data-data, dokumen-dokumen dan laporan-laporan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan Psikologi.
 PENGOLAHAN DATA


A.   Teknik Pengolahan Data

     Pengolahan  data di lakukan untuk mengindentifikasi terhadap permasalahan atas dasar data – data tersebut. Masalah yang penulis angkat adalah Pengaruh Psikologis Terhadap  Bumil, Bulin dan Bufas.
B.   Hasil Penelitian
Hasil penelitian Penulis  adalah sebagai berikut ; Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama kalinya terdapat periode syok, menyangkal, kebingungan serta tidak terima atas apa yang terjadi. Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. 

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dan analisis hasil penelitian di atas secara rinci dapat disimpulkan sebagai berikut :
 A.   Kesimpulan
Menurunkan Angka kesakitan ; Gangguan patologis berarti meningkatnya kadar prolactin karena adanya kelainan fisik. Seperti; kelainan hipotalamus seperti tumor kraniofaringioma (tumor saluran tenggorokan) , kelainan hipofisis (kelenjar di dalam otak), hipotiroid (kelenjar tiroid aktif) dan gagal ginjal. Gangguan fisik juga bisa berupa gangguan hormonal, seperti ; "atrophic vaginitis", suatu keadaan yang disebabkan oleh kekurangan hormon oestrogen. "Keadaan ini dapat diatasi dan tidak berbahaya dengan pemberian obat hormon estrogen 
B.   Saran.
Guna menurunkan Angka kesakitan ; Untuk perawatan sendiri di rumah, bagi yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya lebih banyak beristirahat. Hindari aspirin karena obat tersebut justru dapat memperparah kondisi, Jangan lupa untuk berolah raga kebugaran tubuh akan menyeimbangkan kadar hormon, dan memperlancar metabolisme tubuh sehingga haid akan lebih lancar.
berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
Metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah, membantu
:
DAFTAR KEPUSTAKAAN

1.
Sumber : Nakita-Irfan Hasuki.
2.
Albin, R. S. 1991. Emosi : Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya. Yogyakarta : Kanisius
3.
American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Fourth Edition (Text Revision). Washington, DC : American Psychiatric Assosiation (APA).
4.
View: 7079 times Sumber: suarapembaruan.com
5.
sumber: http://midwivesari.blogspot.com/
6.
Sumber: Majalah Nirmala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar