- Latar Belakang
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche
= jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan
ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau
kegiatannya. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles.
Setelah itu St. Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern
karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi.. Banyak ahli filsafat
terkenal lain dalam abad tujuh
belas dan delapan belas—Leibnits, Hobbes, Locke,
Kant, dan Hume—memberikan sumbangan dalam bidang psikologi. Pada waktu
itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu pengetahuan. Ingat dampaknya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin, sebisa mungkin hindari trauma.
Beban fisik dan mental biasa dialami oleh ibu hamil
karena perubahan fisik dan hormonalnya, seperti bentuk tubuh yang melebar dan
kondisi emosi yang naik turun. Beban ini sering diperparah dengan munculnya
trauma-trauma kehamilan, sehingga masalah yang dihadapi ibu pun makin kompleks.
Trauma masa hamil, bisa datang dari banyak faktor. Hal
sepele seperti menyaksikan film horor bisa saja mendatangkan trauma padahal
sebelumnya tidak masalah bila ibu menyaksikan film jenis apa pun: horor, laga,
atau thriller. Namun di saat hamil, adegan yang menyeramkan, mengerikan, atau
menyedihkan bisa sangat membekas dan berujung menjadi trauma. Ibu jadi takut
pergi ke kamar mandi sendirian, takut
menyetir mobil, khawatir bakal terjadi sesuatu yang mengancam jiwanya, cemas
kalau sendirian di malam hari, dan sebagainya. Ketakutan ini menjadi
sangat berlebihan, sehingga sangat mengganggu kondisi psikologisnya.
Secara umum sebagaian besar
wanita mengalami gangguan emosional setelah melahirkan. Clydde (Regina dkk, 2001), bentuk
gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah
frustasi serta emosional. Gangguan mood selama periode postpartum merupakan
salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita baik primipara
maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan pascasalin diklasifikasikan dalam
gangguan mood dan onset gejala adalah dalam 4 minggu pascapersalinan.
da 3 tipe gangguan mood pascasalin, diantaranya adalah maternity blues, postpartum depression dan postpartum psychosis (Ling dan Duff, 2001).
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Paltiel (Koblinsky dkk, 1997), bahwa ada 3 golongan gangguan psikis pascasalin yaitu postpartum blues atau sering disebut juga sebagai maternity blues yaitu kesedihan pasca persalinan yang bersifat sementara. Postpartum depression yaitu depresi pasca persalinan yang berlangsung sampai berminggu – minggu atau bulan dan kadang ada diantara mereka yang tidak menyadari bahwa yang sedang dialaminya merupakan penyakit. Postpartum psychosis, dalam kondisi seperti ini terjadi tekanan jiwa yang sangat berat karena bisa menetap sampai setahun dan bisa juga selalu kambuh gangguan kejiwaannya setiap pasca melahirkan.
Depresi postpartum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Pitt (Regina dkk, 2001), Masih menurut Pitt (Regina dkk, 2001) tingkat keparahan depresi postpartum bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami “kesedihan sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa awal postpartum, ini disebut dengan the blues atau maternity blues. Gangguan postpartum yang paling berat disebut psikosis postpartum atau melankolia.
da 3 tipe gangguan mood pascasalin, diantaranya adalah maternity blues, postpartum depression dan postpartum psychosis (Ling dan Duff, 2001).
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Paltiel (Koblinsky dkk, 1997), bahwa ada 3 golongan gangguan psikis pascasalin yaitu postpartum blues atau sering disebut juga sebagai maternity blues yaitu kesedihan pasca persalinan yang bersifat sementara. Postpartum depression yaitu depresi pasca persalinan yang berlangsung sampai berminggu – minggu atau bulan dan kadang ada diantara mereka yang tidak menyadari bahwa yang sedang dialaminya merupakan penyakit. Postpartum psychosis, dalam kondisi seperti ini terjadi tekanan jiwa yang sangat berat karena bisa menetap sampai setahun dan bisa juga selalu kambuh gangguan kejiwaannya setiap pasca melahirkan.
Depresi postpartum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Pitt (Regina dkk, 2001), Masih menurut Pitt (Regina dkk, 2001) tingkat keparahan depresi postpartum bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami “kesedihan sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa awal postpartum, ini disebut dengan the blues atau maternity blues. Gangguan postpartum yang paling berat disebut psikosis postpartum atau melankolia.
Diantara 2 keadaan ekstrem
tersebut terdapat keadaan yang relatif mempunyai tingkat keparahan sedang yang
disebut neurosa depresi atau depresi postpartum.
Menurut Duffet-Smith (1995), depresi pascasalin bisa berkaitan dengan terjadinya akumulasi stres. Ada stres yang tidak dapat dihindari, seperti operasi. Faktor kunci dalam depresi pasca persalinan adalah kecapaian yang menjadi kelelahan total. Kepercayaan diri ibu dapat luntur jika ibu merasa tidak mampu menanganinya dan menjadi frustasi karena kelemahan fisiknya.
Inwood (Regina dkk, 2001) menghubungkan fenomena depresi postpartum dengan gangguan perasaan mayor seperti kesedihan, perasaan tidak mampu, kelelahan, insomnia dan anhedonia. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sloane dan Bennedict (1997),.
Menurut Duffet-Smith (1995), depresi pascasalin bisa berkaitan dengan terjadinya akumulasi stres. Ada stres yang tidak dapat dihindari, seperti operasi. Faktor kunci dalam depresi pasca persalinan adalah kecapaian yang menjadi kelelahan total. Kepercayaan diri ibu dapat luntur jika ibu merasa tidak mampu menanganinya dan menjadi frustasi karena kelemahan fisiknya.
Inwood (Regina dkk, 2001) menghubungkan fenomena depresi postpartum dengan gangguan perasaan mayor seperti kesedihan, perasaan tidak mampu, kelelahan, insomnia dan anhedonia. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sloane dan Bennedict (1997),.
Depresi postpartum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan, mungkin
seorang ibu baru akan merasa benar – benar tidak berdaya dan merasa serba
kurang mampu, tertindih oleh beban tanggung jawab terhadap bayi dan
keluarganya, tidak bisa melakukan apapun untuk menghilangkan perasaan itu.
Depresi pasca lahir dapat berlangsung sampai 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain yang lebih berat atau lebih ringan. Gejalanya sama saja tetapi disamping itu ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuannya sebagai seorang ibu (Wilkinson, 1995).
Monks dkk (1988), menyatakan bahwa depresi postpartum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas afek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan – bulan. Sloane dan Bennedict (1997) menyatakan bahwa depresi postpartum biasanya terjadi pada 4 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus 1 – 2 minggu.
Llewellyn–Jones (1994), menyatakan bahwa wanita yang didiagnosa secara klinis pada masa postpartum mengalami depresi dalam 3 bulan pertama setelah melahirkan.
Depresi pasca lahir dapat berlangsung sampai 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain yang lebih berat atau lebih ringan. Gejalanya sama saja tetapi disamping itu ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuannya sebagai seorang ibu (Wilkinson, 1995).
Monks dkk (1988), menyatakan bahwa depresi postpartum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas afek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan – bulan. Sloane dan Bennedict (1997) menyatakan bahwa depresi postpartum biasanya terjadi pada 4 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus 1 – 2 minggu.
Llewellyn–Jones (1994), menyatakan bahwa wanita yang didiagnosa secara klinis pada masa postpartum mengalami depresi dalam 3 bulan pertama setelah melahirkan.
Wanita yang menderita depresi postpartum adalah mereka yang secara sosial
dan emosional merasa terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi postpartum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus – menerus sampai 6 bulan bahkan sampai satu tahun.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi postpartum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus – menerus sampai 6 bulan bahkan sampai satu tahun.
Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti
melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung
selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3
bulan.
- Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka Pengaruh
Psikologis Terhadap Bumil, Bulin &
Bufas adalah : Beban fisik dan mental biasa dialami oleh ibu hamil
karena perubahan fisik dan hormonalnya,
Masalah psikologis yang mungkin terjadi : kecemasan menghadapi persalinan , kurang
pengetahuan tentang proses persalinan, intervensinya: kaji tingkat pengetahuan,
beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan persalinan yang akan
dilakukan, informed consent, kemampuan
mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif) intervensinya: berikan support
emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses
persalinan berlangsung.
- Pembatasan masalah
1. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini merupakan penelitian bidang kesehatan dengan penekanan pada
bidang ilmu keperawatan terutama penekanan pada bidang Psikologi.
2. Lingkup Masalah
Masalah dalam
Penelitian ini adalah Pengaruh Psikologis Terhadap Bumil, Bulin dan Bufas
3. Lingkup Sasaran
Sasaran penelitian ini adalah Anggota
Masyarakat.
4. Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Desember 2008
5. Lingkup Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan
metode kepustakaan .
- Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh Psikologis Terhadap
Bumil, Bulin dan Bufas .
- Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Mendiskripsikan Pengaruh Psikologis Terhadap Bumil, Bulin dan Bufas.
2.
Tujuan khusus
Memperoleh
gambaran permasalahan yang di hadapi dari
pengaruh
Psikologis Terhadap Bumil, Bulin dan Bufas.
KERANGKA TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang Definisi, Tanda – tanda ,
Pencegahan , Bahaya dan Pengobatan . Adapun pembahasannya sebagai berikut :
A.
Definisi
Psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses
mental . Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) .
Depresi postpartum adalah depresi yang bervariasi dari
hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan,
dan kehilangan libido (kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam
kehidupan seorang wanita dan keluarga pada umumnya. Definisi krisis ini
merupakan suatu ketidakseimbangan psikologis yang mungkin disebabkan oleh
situasi atau tahap perkembangan. Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama
kalinya terdapat periode syok, menyangkal, kebingungan serta tidak terima atas
apa yang terjadi. Persepsi setiap wanita saat dia mengetahui akan kehamilan
tersebut, yang ada dalam pikirannya bahwa kehamilan merupakan suatu penyakit,
kejelekan pada dirinya atau mungkin mereka memandang bahwa kehamilan adalah
suatu periode kreativitas dan pemenuhan pengabdian pada keluarga. Oleh karena
itu, berbagai dukungan dan bantuan sangat penting dibutuhkan bagi seorang ibu
untuk mendukung selama kehamilannya.
Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti
melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung
selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3
bulan.
Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, seperti pada
tabel berikut ini
Lokia
|
Waktu
|
Warna
|
Ciri-ciri
|
Rubra
|
1-3 hari
|
Merah kehitaman
|
Terdiri dari sel
desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
|
Sanginolenta
|
3-7 hari
|
Putih bercampur merah
|
Sisa darah bercampur lendir
|
Serosa
|
7-14 hari
|
Kekuningan/
kecoklatan
|
Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum,
juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta
|
Alba
|
>14 hari
|
Putih
|
Mengandung leukosit, selaput lendir serviks
dan serabut jaringan yang mati.
|
B.
Tanda - tanda
1.
Psikologi Pada Masa Nifas
Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai
bentuk dan variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu
ke 12 setelah melahirkan.
Pada 0
– 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan setelah
melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang berakibat
ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada siang
hari dan sulit tidur dimalam hari.
Pada 3
-10 hari setelah melahirkan, Postnatal
blues biasanya muncul, biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada
kenyataanya berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke
lima. Postnatal blues
adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan
terhadap kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit
saja perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.
Pada 1
– 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju pada tahap
normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik
perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan
normal..
2. Depresi
Pada Masa Nifas
Riset menunjukan
10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya saja yang tidak
mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada
beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.
Penyebab
depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat melahirkan
dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset yang
dilakukan menunjukan faktor-faktor penyebab depresi adalah terhambatnya karir
ibu karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama
suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara.
Umumnya, ibu yang tidak mengalami masa haid setelah masa
nifas lama berlalu, tidak akan mengalami ovulasi atau pembuahan. Itu artinya ibu
tidak akan hamil meskipun tanpa alat kontrasepsi. Tapi Anda harus waspada
karena bisa jadi haid tidak datang karena Anda hamil.
Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa
latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” yang berarti
melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung
selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3
bulan
C. Pencegahan
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu
dan keluarga
a. mengatur posisi
anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, anjurkan
suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi. ibu boleh berjalan,
berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian terendah janin).
berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi yang baik ke janin,
mencegah laserasi) atau merangkak(mempercepat rotasi kepala janin, peregangan
minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung). posisi
terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi
darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya hipoksia janin.
b. pemberian cairan dan nutrisi
berikan ibu asupan makanan ringan dan minum aior sesering mungkin agar
tidak terjadi dehidrasi. dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi
menjadi kurang efektik
Eliminasi / Buang Air Kecil (BAK)
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam
sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh. anjurkan ibu untuk
berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak dapat
berkemih secara normal. tindakan kateterisasi dapat menimbulkan rasa
sakit dan menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan pada kandung kemih. Kandung
kemih yang penuh dapat menyebabkan:
- memperlambat turunnya bagian terendah janin
- menimbulkan rasa tidak nyaman
- meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri
- mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
- meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
Buang Air Besar (BAB)
Anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. jika ibu ingin merasakan BAB saat fase
aktif harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan
pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi
tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena dapat
meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II dan dapat meningkatkan
resiko infeksi.
Mencegah Infeksi
menjaga lingkungan yang bersih sangat penting untuk mewujudkan kelahiran
yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi. kepatuhan dalam menjalankan praktek2
pencegahan infeksi yang baik juga akan melindungi penolong dan keluarga dari
resiko infeksi
anjurkan ibu untuk mandi dan mengenakan pakaian yang bersih sebelum
persalinan. anjurkan pada keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan kontak dengan ibu atau bayi baru lahir(BBL)
gunakan alat2
steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dan sarung tangan pada saat
diperlukan dalam melakukan pertolongan persalinan
D. Bahaya
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu
dan keluarga
a.Mengatur posisiAnjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama
persalinan, anjurkan suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi.
ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian
terendah janin). berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi
yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak(mempercepat rotasi kepala
janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit
punggung). posisi terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan
menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya
hipoksia janin.
b. Pemberian cairan dan nutrisi
berikan ibu asupan makanan ringan dan minum aior sesering mungkin agar
tidak terjadi dehidrasi. dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi
menjadi kurang efektik
E . Pengobatan
Sebenarnya, begitu menyadari adanya gangguan haid yang
berlebihan setiap bulannya, saat itulah waktunya untuk segera memeriksakan diri
ke dokter. Terutama bagi ibu yang sudah biasanya mendapatkan haid setiap
bulannya, dan dalam siklus yang normal sebelum ibu melahirkan. Dokter biasanya
akan melakukan serangkaian pemeriksaan, seperti pemeriksaan darah, tes pap
smear, biopsi rahim, pemeriksaan USG, histeroskopi, serta pemeriksaar lain.
PERMASALAHAN
A. Umum
Pengaruh Psikologis
Terhadap Bumil, Bulin dan Bufas, Kadar
prolactin dalam tubuh dapat meningkat karena adanya gangguan patologis dan
psikologis. Gangguan patologis
berarti meningkatnya kadar prolactin karena adanya kelainan fisik. Seperti;
kelainan hipotalamus seperti tumor kraniofaringioma (tumor saluran
tenggorokan) , kelainan hipofisis (kelenjar di dalam otak), hipotiroid
(kelenjar tiroid aktif) dan gagal ginjal.
Gangguan fisik juga bisa berupa gangguan hormonal. Pada siklus haid yang normal terdapat keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron, yang berperan mengatur pembentukan selaput lendir rahim yang akan rontok setiap kali haid datang.
Gangguan fisik juga bisa berupa gangguan hormonal. Pada siklus haid yang normal terdapat keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron, yang berperan mengatur pembentukan selaput lendir rahim yang akan rontok setiap kali haid datang.
Tetapi, bila keadaan hormon dalam tubuh tidak seimbang,
dapat mengakibatkan hilangnya menstruasi. Seperti "atrophic
vaginitis", suatu keadaan yang disebabkan oleh kekurangan hormon
oestrogen. "Keadaan ini dapat diatasi dan tidak berbahaya dengan pemberian
obat hormon estrogen.
Tertundanya masa haid setelah nifas lebih banyak terjadi karena ganggua psikologis. Banyak ibu yang memgalami stres atau baby blues (stres karena kelelahan memiliki bayi) berkepanjangan selepas masa nifas. Akibatnya terjadi rangsangan fisiologis yang dapat mengganggu keseimbangan hormon. Selama ibu berada dalam kondisi psikologis yang kurang baik maka kemungkinan mendapatkan mensruasi pun akan lebih kecil.
Tertundanya masa haid setelah nifas lebih banyak terjadi karena ganggua psikologis. Banyak ibu yang memgalami stres atau baby blues (stres karena kelelahan memiliki bayi) berkepanjangan selepas masa nifas. Akibatnya terjadi rangsangan fisiologis yang dapat mengganggu keseimbangan hormon. Selama ibu berada dalam kondisi psikologis yang kurang baik maka kemungkinan mendapatkan mensruasi pun akan lebih kecil.
B.
Khusus
Beban fisik dan mental biasa dialami oleh ibu hamil karena perubahan fisik
dan hormonalnya, gangguan postpartum
yang umum adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi serta
emosional, depresi postpartum adalah
gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi.
C.
Teknik Pengumpulan Data Studi Kepustakaan
Tehnik pengumpulan data yang di
gunakan penulis dalam pembuatan karya Tulis Ilmiah ini adalah Studi Kepustakaan melalui data-data, dokumen-dokumen dan
laporan-laporan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan Psikologi.
PENGOLAHAN
DATA
A.
Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data di lakukan untuk mengindentifikasi
terhadap permasalahan atas dasar data – data tersebut. Masalah yang penulis
angkat adalah Pengaruh Psikologis
Terhadap Bumil, Bulin dan Bufas.
B.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian Penulis
adalah sebagai berikut ; Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama
kalinya terdapat periode syok, menyangkal, kebingungan serta tidak terima atas
apa yang terjadi. Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan
dan 10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dan analisis hasil penelitian di atas secara rinci dapat
disimpulkan sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Menurunkan
Angka kesakitan ; Gangguan patologis berarti meningkatnya kadar prolactin
karena adanya kelainan fisik. Seperti; kelainan hipotalamus seperti tumor kraniofaringioma
(tumor saluran tenggorokan) , kelainan hipofisis (kelenjar di dalam
otak), hipotiroid (kelenjar tiroid aktif) dan gagal ginjal. Gangguan
fisik juga bisa berupa gangguan hormonal, seperti ; "atrophic
vaginitis", suatu keadaan yang disebabkan oleh kekurangan hormon
oestrogen. "Keadaan ini dapat
diatasi dan tidak berbahaya dengan pemberian obat hormon estrogen
B. Saran.
Guna menurunkan Angka kesakitan ; Untuk perawatan sendiri
di rumah, bagi yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya lebih banyak
beristirahat. Hindari aspirin karena obat tersebut justru dapat memperparah
kondisi, Jangan lupa untuk berolah raga kebugaran tubuh akan menyeimbangkan
kadar hormon, dan memperlancar metabolisme tubuh sehingga haid akan lebih
lancar.
berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
Metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus
menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya
rendah, resiko renedah, membantu
:
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
1.
|
Sumber :
Nakita-Irfan Hasuki.
|
2.
|
Albin, R. S. 1991. Emosi : Bagaimana Mengenal, Menerima
dan Mengarahkannya. Yogyakarta : Kanisius
|
3.
|
American
Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.
Fourth Edition (Text Revision). Washington,
DC : American Psychiatric
Assosiation (APA).
|
4.
|
View: 7079 times Sumber: suarapembaruan.com
|
5.
|
sumber:
http://midwivesari.blogspot.com/
|
6.
|
Sumber: Majalah
Nirmala
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar