Depresi
A. GAMBARAN
UMUM
Gangguan
depresi berat adalah suatau gangguan yang sering, dengan pravelensi seumur
hidup adalah kira-kira 15 %, kemungkinan
setinggi 25 % pada wanita. Insidensi gangguan depresi berat juga lebih tinggi
dari biasanya pada pasien perawatan primer, yang mendekati 10 %, dan pada
pasien medis rawat inap, yang mendekati 15 %.
Pada
pengamatan yang hampir universal, terlepas dari kultur dan Negara terdapat
pravelensi gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar pada wanita
dibandingkan dengan laki-laki. Walaupun alasan perbedaan tersebut tidak
diketahui, penilitian jelas menunjukkan bahwa perbedaan didalam masyarakat
barat tidak semata-mata karena praktek diagnostic yang secara social mengalami
bias. Alasan adanya perbedaan telah didalilkan sebagai melibatkan perbedaan
hormonal, efek kelahiran, perbedaan stressor psikososial bagi wanita dan
laki-laki, dan model perilaku tentang keputusasaan yang dipelajari.
Rata-rata
usia onset untuk gangguan depresi berat adalah kira-kira 40 tahun, 50% dari
semua pasien mempunyai onset antara usia
20 dan 50 tahun. Gangguan
depresi berat mungkin memiliki onset selama masa anak-anak atau pada lanjur
usia, walaupun hal tersebut jarang terjadi. Beberapa data epidemiologis baru-baru
ini menyatakan bahwa insidensi gangguan depresif berat mungkin meningkat pada
orang-orang uang berusia kurang dari 20 %. Jika pengamatan hal tersebut benar,
hal tesebur mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol dan zat
lain pada kelompok usia tersebut.
Pada
umumnya gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang tidak
memiliki hubungan interpersonal yang erat atau bercerai atau berpisah.
B. ETIOLOGI
Dasar
umum sebab gangguan depresif berat tidak diketahui. Banyak usaha untuk mengenali
suatu penyebab biologis atau psikososial untuk gangguan mood telah dihalangi
oleh heteroginitas populasi pasien yang ditentukan sistem diagnostic yang
didasarkan secara klinis yang ada faktor penyebab dapat secara buatan di bagi
menjadi factor biologis,factor genetik dan faktor psikososial. Perbedaan tersebut
adalah buatan karena kemungkinan bahwa ketiga bidang tersebut berinteraksi
diantara mereka sendiri.sebagai contohnya factor psikososial dan genetic dapat
mempengaruhi factor biologis (sebagai contohnya, konsentrasi neurotransmitter
tertentu). Faktor biologis dan psikososisal juga dapat mempengaruhi gen.dan
faktor biologis dan genetika dapat mempengarihi respon seseorang terhadap
stretor psikososial
- Factor biologis
- Data yang di laporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan mood adalah berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenic,norepineprin,dan serotonin merupakan dua serotinin merupakan dua neurontransmiter yang berperan dalam patofisiologi gangguan
- Sumbu tiroid
- Regulasi neuroendrogin
- Hormone pertumbuhan
- Sumbu tiroid
- Kelainan tidur
- Irama sirkadian
- Regulasi neuroimun
- Factor genetika
Data genetic dg kuat
menyatakan bahwa suatu factor penting di dalam gangguan mood adalah
genetika.tetapi ,pola penurunan genetika adalah jelas melalui yang
kompleks,bukan saja tidak mungkin untuk menyingkirkan efek psikososial,tetapi factor
non genetic kemungkinan memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan
mood pada sekurangnya beberapa orang
- Factor psikososial
- Peristiwa kehidupan dan strees lingkungan
- Factor kepribadian pramorbid
- Factor psikoanalitik dan psikodinamika
- Ketidakberdayaan yang dipelajari
C. PERJALANAN
PENYAKIT
ONSET.
Kira-kira 59 persen dari pasien didalam episode pertama gangguan depresif berat
mengalami gejala depresif yang bermakana sebelum episode pertama sebelum
diidentifikasi. Satu implikasi dari pengamatan adalah bahwa identifikasi awal
dan terapi gejala awal dapat mencegah perkembangan episode depresif yang
lengkap. Walaupun mungkin gejala ditemukan pasien dengan gejala depresif berat
biasanya tidak memiliki gangguan kepribadia pramorbid. Episode depresif pertama
terjadi sebelum usia 40 tahun pada kira-kira 50 % pasien. Onset yang lanjut adalah berhubungan
dengan tidak adanya riwayat keluarga gangguan kepribadian antisocial dan
penyalahgunaan alcohol.
DURASI.
Episode depresif uang tidak diobati berlangsun 6 sampai 13 bulan. Sebagian
besar episode yang diobati berlangsung kira-kira tiga bulan. Menghentikan
antidepresan sebelum tiga bulan hampir selalu menyebabkan kembalinya gejala.
Saat perjalanan penyakit berkembang pasien cenderung menderita episode yang
lebih sering yang berlangsung lama. Selama periode yang lebih sering yang
berlangsung lama. Selama periode 20 tahun angka periode rata-rata adalah lima sampai enam.
D. KRITERIA
UNTUK EPISODE DEPRESIF BERAT
A.
Lima gejala tersebut telah ditemukan
selama periode dua minggu yang sama dan mewakili perubahan dairi fungsi
sebelumnya, sekarang kurangnya satu dari gejala adalah salah satu dari (1) mood
terrdepresi atau (2) hilangnya minat atau kesenangan
Catatan:jangan
memesukkan gejala yang jelas karena suatu kondisi medis umum atau waham atau
halusinasi yang tidak sessuai dengan mood
1.
Mood
terdepresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari,seperti yang di tunjukkan
oleh laporan subjektif(misalnya,merasa sedih atau kosong)atau pengamatan yang
dilakukan orang lain misalnya tampak sedih). Catatan pada anak-anak dan remaja
dapat berupa mood yang tersinggung.
2.
Hilangnya
minat atau kesenangan secara jelas dalam semua, atau hampir semua, aktivitas
sepanjang hari, hampir setiap hari (seperti yang ditunjukkan oleh keterangan
subyektif atau pengamatan yang dilakukan orang lain)
3.
Penurunan
berat makan yang bermakna jika tidak melakukan diet atau penambahan berat badan
(misalnya penambahan berat badan lebih dari 5% dalam 1 bulan, penurunan atau
peningkatan nafsu makan hampir setiap hari. Catatan pada anak-anak
pertimbangkan kegagalan untuk mencapai pertambahan berat badan yang
diharapakan.
4.
Insomnia
atau hipersomnia hampir setiap hari
5.
Agitasi
atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (dapat dilihat orang lain tidak
semata-mata perasaan subyektif adanya kegelisahan atau menjadi lamban).
6.
kelehan
atau hilangnya energi hampir setiap hari.
7.
Perasaan
tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan (mungkin bersifat waham)
hampir setiap hari( tidak semata-mata mencela diri dendiri atau menyalahkan
karena sakit)
8.
Hilangnya
kemampuan untuk berfikir atau memusatkan perhatian atau tidak mengambil
keputusan, hampir setiap hari
9.
Pikiran
akan kematian yang rekuren (bukan hanya takut mati), usaha bunuh diri atau
rencana kusus untuk melakukan bunuh diri.
B.
Gejala
tidak memenuhi untuk criteria untuk episode campuran
C.
Gejalan
menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau fungsi social,
pekerjaan daru fungsi penting lain
D.
Gejala
bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalkan obat yang
disalah gunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum (misalnya
hipotiroidisme)
E.
Gejala
tidsk lebih baik diterangkan oleh duka
cita yaitu setelah kehilangan orangyuanga dicintai gejala menetap lebih dari 2
bulan atau ditandai oleh gangguan fungsional yang jelas, preokupasi morbid
dengan rasa tidak berharga, ide bunuh diri, gejala psikotik atau retardasi
psikomotor.
E. GAMBARAN
KLINIS
Suatu
mood depresi dan hilangnya minat atau kesenangan merupakan gejala utama dari
depresi. Pasien mungikin mengatakan bahwa mereka merasa murung, putus asa,
dalam kesedihan atau tidak berguna. Bagi mood depresi seingkali memiliki
kualitas yang terpisah yang membedakannya dari emosi normal kesediahan atau
duka cita. Pasien sering menggambarkan gejala depresi sebagai suatau rasa nyeri
emosional yang menderita sekali. Pasien terdepresi kadang-kadang mengeluh tidak
dapat menangis, suatu gejala yang menghilang saat mereka membaik.
Kira-kira
dua pertiga pasien terdepresi merenungkan bunuh diri dan 10 sampai 15 %
melakukan bunuh diri. Tetapi pasien terdepresi kadang-kadang tampak tidak
menyadari depresinya dan tidak mengeluh suatu gangguan mood, walaupun mereka
menunjukkan penarikan diri dari keluarga, teman, dan aktifitas yang sebelumnya
menarik diri mereka.
Hampir
semua pasien terdepresi ( 97% ) mengeluh adanya penurunan energi yang
menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan
tugas, sekolah dan pekerjaan, dan penurunan motivasi untu mengambil
proyek baru. Kira-kira 80 % pasien mengeluh sulit tidur, kususnya terbangun
pada dini hari ( yaitu, insomnia terminal ) dan sering terbangun pada malam
hari, selama mana mereka mungkin merenungkan masalahnya.
Banyak
pasien mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan. Tetapi
beberapa pasien mengalami peningkatan nafsu makan, penambahan berat badan, dan
tidur yang tetap bertambah. Pasien tersebut diklasifikasikan didalam DSM –IV
sebagai memiliki ciri atipikal dan juga dikenal sebagai disforia histeroid dan
juga dikenal sebagai memiliki disforia histeroid. Pada kenyataannya kecemasam
merupakan gejala yang sering pada depresi yang mengenai sebanyak 90 % pasein
depresi. Berbagai perubahan didalam asupan makanan dan istirahat dapat memperberat
penyakit medis yang menyertai seperti diabetes, hipertensi, penyakit paru
obstruktif kronis dan penyakit jantung. Gejala vegetatif lainnya adalah
menstruasi yang tidak normal dan penurunan minat dan kinerja di dalam aktivitas
seksual. Masalah seksual dapat menyebabkan rujukan yang tidak tepat, seperti kepada konseling perkawianan
dan terapi seks jika klinisi gagal mengenali gangguan yang mendasari.
Kecemasan
termasuk serangan panic, penyalahgunaan alcohol dan keluhan somatic ( seperti
konstipasi dan nyeri kepala) sering mempersulit pengobatan depresi. Kira-kira
50 % dari semua pasien menggambarkan suatu variasi diurnal dari gejalanya, dengan
suatu peningkatan keparahan dipagi hari dan gejala meringan dimalam hari.
Gejala kognitif adalah laporan subyektif yang berupa ketidakmampuan
berkonsentrasi ( 84% pasien didalam satu penelitian ) dan gangguan didalam
berfikir (67 persen pasien pada penelitian lain).
Depresi
pada lanjut usia. Depresi adalah lebih sering pada lanjut usia disbanding pada
populasi umum. Berbagai penelitian telah melaporkan angka pravelensi terentang
dari 25 sampai 50 %, walaupun beberapa presentasi kasus tersebut adalah
gangguan depresif berat adalah tidak diketahui. Sejumlah penelitian telah
melaporkan data yang menyatakan bahwa depresi pada lanjut usia mungkin
berhubungan dengan status sosioekonomi rendah, kematian pasangan, penyakit
fisik yang menyertai dan isolasi social. Beberapa penelitian telah menyatakan
bahwa depresi pada lanjut usia adalah jarang didiagnosis dan jarang diobati,
sebagian terutama oleh dokter umum. Jarang dikenalinya depresi pada lanjut usia
mungkin karena pengamatan bahwa depresi adalah lebih sering tampak dengan
gejala somatic pada lanjut usia dari pada usia yang lebih muda. Juga, lebih
dari suatu elemen ketuaan mungkin ditemukan pada dokter, yang mungkin secara
tidak disadari menerima lebih banyak gejala depresif pada pasien lanjut usia
dibandingkan pada pasien yang lebih muda.
F. TERAPI
Pengobatan
pasien dengan gangguan mood harus diarahkan pada sejumlah tujuan. Pertama,
keamanan pasien harus dijamin. Kedua, pemeriksaan diagnostic yang lengkap pada
pasien harus dilakukan. Ketiga, suatu rencana pengobatan harus dimulai yang
menjawab bukan hanya gejala segera tetapi juga kesehatan pasien selanjutnya.
Walaupun penekanan pada sekarang ini farmakoterapi dan psikoterapi yang
ditujukan pada pasien individual, peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress
juga berhubungan dengan peningkatan angka kekambuhan pada pasien dengan
gangguan mood. Jadi terapi harus menurunkan stressor pada kehidupan pasien.
G. KEMUNGKINAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
- Konstipasi
- Nyeri akut
- Anxietas
- Gangguan pola tidur
- Putus asa
- Resiko bunuh diri
- Harga diri rendah kronis/situasional
H.
Intervensi keperawatan pada
pasien depresi berdasarkan NIC
1. Dx. Cemas (anxiety)
Anxiety
Reduction (mengurangi kecemasan)
1.
Bersikap
tenang dalam melakukan pendekatan
2.
Memberi
harapan yang jelas untuk perilaku pasien
3.
Menjelaskan
semua prosedur, yang meliputi sensasi sehingga dapat dijadikan pengalaman
selama melakukan prosedur tersebut
4.
Mencari
pemahaman pikiran/pandangan pasien jika pada keadaan stress
5.
Memberikan
informasi yang nyata berupa diagnosis perawatan sertaj prognosisnya
6.
Tinggal
dengan pasien untuk menjaga keselamatan atau keamanan dan mengurangi ketakutan
7.
Mendorong
pasien untuk tinggal bersama anaknya
8.
Memberi
suatu bentuk simbolis atau lambang keamanan
9.
Mengenali
perubahan tingkat kecemasan
10. Menyarankan pada pasien untuk
melakukan teknik relaksasi
11. Menguatkan perilaku
12. Mendengarkan peringatan
13. Membantu pasien dalam mengenali
situasi anggapan cemas
14. Mengurus pengobatan untuk mengurangi
kecemasan
2. Dx. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dan ketidak seibangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Eating disorders management
- Mengajarkan dan mendukung pola nutrisi yang bagus dengan pasien
- Mendorong pasien untuk mendiskusikan menu makanan dengan ahli diet
- Memonitor pemasukan kalori harian
- Membantu pasien untuk menumbuhkan kepercayaan diri bahwa berat badan yang sehat itu ideal
- Batasi waktu BAB atau BAK di kamar mandi selama dibawah pengawasan
- Memberikan dukungan (berhubungan dengan terapi relaksasi, latihan pengendalian diri, dan kesempatan untuk berbicara tentang pasien) pasien juga harus dapat memadukan pola makan yang baru, merubah gambaran diri dan merubah gaya hidupnya
- Membatasi aktifitas fisik jika dibutuhkan untuk meningkatan berat badan
- Mengembangkan keakraban dengan pasien
- Mengikuti kesempatan dalam membuat batasan pilihan tentang pola makan dan latihan atau aktifitas agar tidak terjadi peningkatan berat badan yang tidak diinginkan
- Monitor intake dan output cairan jika diperlukan
- Monitor masukan kalori makanan harian
- Monitor pasien untuk factor yang berhubungan dengan makan, peningktan berat badan dan penuruanan berat badan
3. Dx. Putus asa
Hope installation
- Membantu pasien untuk mengembangkan kehidupan spiritualnya
- Membantu pasien dan keluarga pasien untuk mengenali daerah yang mereka tinggali
- Mengajarkan kepada keluarga tentang aspek harapan positif berkaitan dengan berkembangnya pokok pembicaraan yang penuh arti dengan menunjukkan rasa sayang dan membutuhkan pada pasien
- Memberikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bergabung dengan masyarakat
- Menciptakan lingkungan sebagai sarana pasien melakukan kegiatan keagaman jika diperlukan
4. Dx. Nyeri akut
Pain
management
- Membantu pasien dan keluarga untuk mencari dan memberikan dukungan
- Menganggap pengaruh budaya sebagai respon nyeri
- Memberikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahua keluarga mengenai respon perasaan nyeri
- Memastikan bahwa pasien menerima pemberian pengobatan analgesic
- Mendorong pasien untuk memonitor nyeri sendiri dan membantu merawatnya
- Menyeleksi dan melaksanakan berbagai patokan yang berhubungan dengan farmakologi, non farmakologi, dan pemberian secara mandiri untuk memfasilitasi jenis nyeri
- Mengurangi atau menghilangkan factor pemicu atau yang dapat meningkatkan perasaan nyeri berhubungan dengan ketakutan, keletihan sikap acuh atau apatis dan kurangnya pengetahuan
5. Dx. Harga diri rendah kronis/situasinal
Self
esteem ehancement
- Memonitor pasien untuk dapat menilai dirinya sendiri
- Menentukan tempat control pasien
- Menentukan kepercayaan diri pasien dalam dirinya
- Mendorong pasien untuk mengenali dirinya
- Mendorong kontak mata dalam berkomunikasi dengan orang lain
- Menguatkan keasingan diri pada diri pasien yang sesungguhnya
- Memberikan pengalaman pada pasien untuk mengurus kepentingannya sendiri
- Membantu pasien untuk mengemal respon positif dari orang lain
- Menahan diri dari pikiran negative
- Menahan diri untuk menahan dari ejekan
- Menumbuhkan kepercayaan diri pasien dalam menghadapi situasi
- Membantu pasien dalam mengatur tujuan nyatanya atau realitas untuk mencapai penghargaan diri yang tinggi
- Mendorong pasien untuk ikut dalam tantangan baru
- Mendorong pasien untuk dapat menilai perilakunya sendiri
- Mendorong pasien untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada diri pasien
6. Dx. Gangguan pola tidur
Sleep
enhancement
- Meningkatkan jumlah waktu tidur
- Membantu untuk mengihalangkan kejenuhan atau keadaan strees sebelum waktu tidur
- Memonitor jam tidur , pola makan dan minum sebagai fasilitas atau pemasukan yang dapat mengganggu tidur
- Memerintahkan kepada pasien untuk menghindari pola makan dan minum yang dapat mengganggu tidur
- Mendiskusikan kepada pasien dan keluarga dalam mengukur tingkat kenyamanan , meningkatkan pola tidur , dan merubah gaya hidup yang dapat mengganggu pola tidur yang optimal
- Memperkirakan keteraturan tidur pasien dalam rencana keperawatan
7. Dx. Constipasi
Constipation
- Memonitor tanda dan gejala konstipasi
- Memonitor tanda gejala dan pengaruhnya
- Memonitor peristaltic usus yang meliputi frekwensi , konsistensi , volume , bentuk , dan warna
- Memonitor suara peristaltic usus
- Menyarankan pasien dan keluarga untuk makan makanan yang berserat tinggi
- Mendorong untuk meningkatkan pemasukan cairan dalam tubuh
- Menjelaskan sebab masalah rasa rasionalisasi untuk tindakan pada pasien
8. Dx.Resiko
Bunuh Diri
Suicide
Prevention
- Lindungi pasien dari melukai diri sendiri
- Menentukan penyebab usaha bunuh diri
- Hilangkan benda-benda berbahaya dari sekitar pasien
- Berikan konseling psikiatrik
- Monitor pasien selama di bangsal
- Fasilitasi pasien dengan dukungan dari teman dan keluarga
- Fasilitasi dengan diskusi terhadap factor-faktor penyebab bunuh diri
PENUTUP
Kesimpulan
Gangguan depresi berat
adalah suatau gangguan yang sering, dengan pravelensi seumur hidup adalah kira-kira 15 %, kemungkinan setinggi 25 %
pada wanita.
Dasar umum sebab gangguan
depresif berat tidak diketahui. Faktor penyebab dapat secara buatan di bagi
menjadi factor biologis,factor genetik dan faktor psikososial.perbedaan
tersebut adalah buatan karena kemungkinan bahwa ketiga bidang tersebut
berinteraksi diantara mereka sendiri.sebagai contohnya factor psikososial dan
genetic dapat mempengaruhi factor biologis (sebagai contohnya, konsentrasi
neurotransmitter tertentu).faktor biologis dan psikososisal juga dapat
mempengaruhi gen.dan faktor biologis dan genetika dapat mempengarihi respon
seseorang terhadap stretor psikososial
Tanda
dan gejala pada klien depresi :
- Hilangnya minat dan kesenangan
- Merasa murung
- Putus asa
- Sedih, merasa tidak berguna
- Merenungkan bunuh diri
- Lemah/penurunan energi
- Penurunan motifasi
- Insomnia
- Penurunan/peningkatan nafsu makan
- Cemas
- Keluhan somatic (konstipasi dan nyeri kepala)
DAFTAR PUSTAKA
Joamme
C. NcCloskey, PhD, RN, FAAN. Gloria M. Bulechek, PhD, RN, Faan. NURSING
INTERVEVTION CLASSIFICATION. 1996 Philadelpia
Nanda.
Nursing diagnoses definition & classification 2005-2006 Philadhelpia
Kaplan,Harold,MD.Sadock,Benjamin,MD.Grebb,Jack
A,MD.SINOPSIS PSIKIATRI JILID 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar