Coronary Heart Disease
1.
Definisi
CAD adalah kondisi patologis arteri coroner
ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa
di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi
arteri dan penurunan aliran darah ke jantung. (Brunner & Suddarth, 2000).
2.
Anatomi Fisiologi
Arteri koronaria adalah pembuluh yang menyuplai otot
jantung, yang mempunyai kebutuhan metabolisme tinggi terhadap oksigen dan
nutrisi. Jantung menggunakan 70% sampai 80% oksigen yang diantarkan melalui
arteri koronaria. Sebagai perbandingan, organ lain hanya menggunakan rata-rata
seperempat oksigen yang diantarkan. Arteri koronaria muncul dari aorta dekat
hulunya di ventrikel kiri. dinding sisi kiri jantung disuplai dengan bagian
yang lebih banyak melalui arteri koronaria utama kiri, yang kemudian terpecah
menjadi dua cabang besar ke bawah (arteri asendens anterior sinistra) dan
melintang (arteri sirkumfleksia) sisi kiri jantung. Jantung kanan dipasok
seperti itu pula dari arteri koronaria dekstra. Tidak seperti arteri lain,
arteri koronaria di perfusi selama diastolik.
3.
Etiologi
Penyebab CAD adalah penyakit aterosklerosis,
mungkin disebabkan akibat kelainan metabolisme lipid, koagulasi darah dan
keadaan biokimia dinding arteri.
Faktor resiko CAD ada 2 yaitu yang tidak dapat
dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi.
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi :
-
Riwayat keluarga positif
-
Peningkatan usia
-
Jenis kelamin, terjadi tiga kali lebih sering
pada pria dibandingkan wanita.
-
Ras : insiden lebih sering terjadi pada penduduk
Amerika keturunan Afrika.
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi :
-
Kolesterol darah tinggi
-
Tekanan darah tinggi
-
DM, obesitas, inaktivitas fisik
-
Stress
-
Penggunaan kontrasepsi oral
-
Kepribadian, seperti sangat kompetitif, agresif
atau ambisius.
-
Geografi : insiden lebih tinggi pada daerah
industri.
4.
Patofisiologi
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak
tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak akan
mengganggu absorbsi nutrien oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding
dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke
lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami
nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit
dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar akan
cenderung terjadi pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana
terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli yang
merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.
5.
Tanda dan Gejala
Aterosklerosis koroner menimbulkan gejala dan
komplikasi sebagai akibat penyempitan lumen arteri dan penyumbatan aliran darah
ke jantung. Sumbatan aliran darah ke jantung berlangsung progresif dan suplai
darah yang tidak adekuat (iskemia) yang ditimbulkannya akan membuat sel-sel
otot kekurangan komponen darah yang dibutuhkan untuk hidup. Kerusakan sel
akibat iskemia terjadi dalam berbagai tingkat. Manifestasi utama iskemia
miokardium adalah nyeri dada. Angina pektoris adalah nyeri dada yang hilang
timbul, tidak disertai kerusakan ireversibel sel-sel jantung. Iskemia yang
lebih berat disertai kerusakan sel dinamakan infark miokardium. Jantung yang
mengalami kerusakan ireversibel akan mengalami degenerasi dan kemudian diganti
dengan jaringan parut. Bila kerusakan jantung sangat luas, jantung akan
mengalami kegagalan, tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tubuh akan darah
dengan memberikan curah jantung yang adekuat. Manifestasi akhir penyakit arteri
koroner dapat berupa perubahan pada EKG, aneurisma ventrikel, disritmia dan
kematian mendadak.
6.
Tes Diagnostik
·
Elektrokardiografi
·
Pemeriksaan Enzim dan Isoenzim
Creatinin Kinase (CK),
dengan isoensimnya CK-MB)
·
Thorax foto, echocardiografi.
7.
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis adalah memperkecil
kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Kerusakan jantung diperkecil dengan cara :
a. Segera
mengembalikan keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung.
b. Terapi
obat-obatan
c. Pemberian
oksigen
d. Bed
rest
e. Colaborasi
therapy
-
Nitroglycerin (sub lingual, iv)
-
Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty
(PTCA)
-
Atherectomy
-
Coronary Artery By Pass Graft (CABG).
8.
Komplikasi
a. Aritmia
b. Congestive
Heart Failure
c. Cardiogenik
Syok
d. Perikarditis
e. Emboli
paru
f. Ventrikuler
aneurysme.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
Data subyektif :
Informasi kesehatan yang penting
Riwayat kesehatan : penyakit miokard infark sebelumnya,
angina, aortic stenosis, cardiomyopati, hipertensi, DM, anemia, penyakit paru
dan hiperlipidemia.
Obat-obatan : penggunaan nitrat b
adrenergic bloker, obat anti hipertensi, agen penurun lipid.
Pola fungsi kesehatan :
a. Pola
persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Riwayat keluarga yang
sakit jantung, gaya hidup kurang gerak, merokok.
b. Nutrisi
dan metabolik
Konsumsi
lemak/kolesterol, garam
Mual, sendawa, rasa
panas dalam perut, nyeri ulu hati saat makan.
c. Aktivitas
dan latihan
Palpitasi, dyspnea,
dizziness, lemah, nyeri dada bila bekerja.
d. Persepsi
kognitif
Nyeri dada atau tekan
berakhir dalam 20 menit, ke lengan, dagu, leher, pundak, punggung dan biasanya
dihubungkan dengan faktor pencetus, hilang dengan istirahat atau dengan
nitrogliserin.
e. Koping
toleransi terhadap stress
Hidup penuh stress,
kecemasan.
Data obyektif :
-
Kecemasan
-
Kulit dingin, lembab, kulit pucat.
-
Cardiovaskuler : takikardi, aritmia, ventrikel
gallop, atrial gallop.
2.
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri
dada b.d penurunan aliran darah koroner.
b. Menurunnya
cardiac output b.d perubahan kontraktilitas miokardium.
c. Kecemasan
b.d ketakutan akan kematian.
d. Intoleransi
aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan.
3.
Perencanaan Keperawatan
a. Nyeri
dada b.d penurunan aliran darah koroner
HYD : Nyeri dada
berkurang sampai dengan hilang.
Intervensi :
1. Kaji
keluhan nyeri dada, lokasi, durasi, intensitas dan faktor yang mempengaruhi.
R/ Untuk mengetahui
temuan klinis yang khas pada nyeri iskemik.
2. Beri
oksigen sesuai dengan instruksi.
R/ Meningkatkan suplai
oksigen ke jantung.
3. Kolaborasi
untuk pemberian obat vasodilator dan anti koagulan.
R/ Therapi obat
merupakan pertahanan pertama untuk mempertahan-kan jaringan jantung.
4. Anjurkan
untuk istirahat yang cukup, tempat tidur dengan bagian kepala ditinggikan.
R/ Istirahat dapat
mengurangi konsumsi oksigen ke jantung.
5. Tingkatkan
kenyamanan fisik pasien yaitu dengan posisi tidur yang nyaman dan memenuhi
kebutuhan dasar.
R/ Kenyamanan fisik
memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi kecemasan.
b. Menurunnya
cardiac output b.d perubahan kontraktilitas miokardium.
HYD : Pasien
menunjukkan peningkatan kemampuan pompa jantung dengan kriteria :
-
Tekanan darah, nadi dalam batas normal
-
Toleran terhadap peningkatan aktivitas tanpa
dispnea, sinkop atau sakit dada.
-
Bebas dari efek samping obat yang digunakan
untuk memulihkan output jantung.
Intervensi :
1. Observasi
tanda sakit dada : lokasi, penyebaran, lama, faktor presipitasi dan
pembesarannya.
R/ Untuk mengetahui
temuan klinis yang khas pada nyeri iskemik.
2. Observasi
tanda-tanda vital, tekanan darah, kualitas nadi.
R/ Takikardia dapat
terjadi karena nyeri, cemas dan menurunnya curah jantung.
3. Auskultasi
bunyi jantung, catat frekuensi, lama dan bunyi tambahan.
R/ BJ3 dan BJ4 atau
crackles terjadi dengan dekompensasi jantung, terjadinya murmur dapat
menunjukkan katup karena nyeri dada.
4. Observasi
perubahan status mental : disorientasi, bingung, gelisah, kurang peka terhadap
rangsang, pingsan.
R/ Menurunnya perfusi
otak dapat menghasilkan perubahan sensoris.
5. Catat
suhu, warna kulit dan capillary refill.
R/ Curah jantung turun
membuat sirkulasi perifer menurun dan kulit pucat.
6. Mempertahankan
tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut.
R/ Menurunkan konsumsi
kebutuhan oksigen, menurunkan kerja miokard.
7. Berikan
periode istirahat yang adekuat.
R/ Penghematan energi,
menurunkan kerja jantung.
8. Pantau
pemasukan dan pengeluaran cairan, observasi adanya penurunan pengeluaran.
R/ Penurunan
pengeluaran menunjukkan penurunan curah jantung.
9. Berikan
oksigen sesuai program medik.
R/ Meningkatkan sediaan
oksigen untuk kebutuhan miokard.
10. Lakukan
pemeriksaan sesuai program dokter : enzym jantung, AGD, elektrolit dan pantau
hasilnya.
11. Berikan
obat sesuai program medik dan monitor efek pembesarannya.
12. Ajarkan
cara mengurangi stres: teknik relaksasi, cara mengontrol pernapasan.
R/ Mengurangi
kecemasan.
c. Kecemasan
berhubungan dengan ketakutan akan kematian.
HYD : Kecemasan
menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
-
Menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan
pemecahan masalah.
Intervensi :
1. Kaji
tingkat kecemasan pasien, keluarga dan mekanisme koping.
R/ Merupakan informasi
mengenai perasaan sehat secara umum dan psikologis.
2. Kaji
kebutuhan bimbingan spiritual bila perlu dirujuk.
R/ Akan membantu
mengurangi kecemasan.
3. Biarkan
pasien mengekspresikan kecemasannya.
R/ Kecemasan yang tidak
dapat dihilangkan meningkatkan konsumsi oksigen jantung.
4. Libatkan
dukungan dan kehadiran keluarga.
R/ Mengurangi kecemasan
pasien.
5. Berikan
obat sedatif, koaguilizer sesuai program medik.
R/ Untuk membantu
pasien rileks.
d. Intoleransi
aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplasi oksigen miokard dan kebutuhan.
HYD : Peningkatan toleransi
aktivitas yang maju dengan frekuensi jantung/irama dan TD dalam batas normal.
Intervensi :
1. Kaji
frekuensi jantung, irama, perubahan TD sebelum, selama dan sesudah aktivitas.
R/ Menentukan respon
pasien.
2. Tingkatkan
istirahat, berikan aktivitas senggang yang tidak berat.
R/ Menurunkan konsumsi
oksigen, menurunkan kerja miokard, menurunkan resiko komplikasi.
3. Anjurkan
pasien menghindari peningkatan tekanan abdomen contoh mengejan saat defekasi.
R/ Valsava manuver
dapat mengakibatkan penurunan curah jantung, takikardia dan peningkatan TD.
4. Anjurkan
untuk meningkatkan tingkat aktivitas secara bertahap.
R/ Aktivitas yang
meningkat memberikan kontrol jantung.
4.
Discharge Planning
1. Menghindari
aktivitas yang berat, yang menyebabkan nyeri dada, kelelahan yang berlebihan.
2. Menghindari
panas dan dingin yang berlebihan.
3. Menurunkan
berat badan bila perlu.
4. Hindari/berhenti
merokok.
5. Aktivitas
harus diselingi istirahat yang cukup.
6. Mematuhi
diit yang dianjurkan, menyesuaikan kalori, lemak dan garam sesuai yang
dianjurkan.
7. Mematuhi
aturan pengobatan, dalam hal minum obat.
8. Melakukan
aktivitas yang dapat membebaskan dari tekanan stress.
9. Melakukan
penyesuaian fisik dengan peningkatan bertahap tingkat aktivitas, berjalan-jalan
setiap hari dengan meningkatkan jarak dan lamanya sesuai dengan yang
dianjurkan.
10. Menghindari
aktivitas yang menegangkan otot, angkat berat, setiap aktivitas yang memerlukan
energi mendadak.
Segera ke fasilitas kesehatan bila nyeri dada tidak menghilang, napas pendek, denyut jantung cepat/lambat dan pingsan.
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M., 1997.
Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care. 5th
ed. Philadelphia : W.B. Saunders Company.
Brunner and Suddarth’s,
2000. Textbook of Medical Surgical Nursing. Lippincott, Philadelphia.
Doengoes, Marilynn E.
2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed. 3. Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar