Selasa, 20 Mei 2014

PARKINSON



BAB I
PENDAHULUAN



1.1.        Latar Belakang
Parkinsonisme adalah sindrom yang ditandai dengan tremon ritmik, bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural.
Insiden yang dialami oleh mereka di bawah usia 50 tahun adalah 1:1000 dan meningkat sampai1:4000 setelah usia 50 tahun. Penyakit sama banyaknya pada pria maupun wanita tetapi jarang ditemukan pada orang yang berkulit hitam.
Parkinsonisme merupakan sebab utama dari kelumpuhan. Merupakan suatu penyakit progresif lambat yang menyerang usia pertengahan atau lanjut, dengan awitan khas pada usia 50-an dan 60-an. Tidak ditemukan sebab genetik yang jelas dan tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkannya.

1.2.        Ruang Lingkup
Parkinsonisme merupakan kelainan sistem ekstrapiramidal yang paling sering ditemukan dan mempunyai beberapa sebab. Sebagian besar kasus ini sebabnya dianggap tidak diketahui atau idiopatik. Dengan demikian dalam makalah ini akan dibahas mengenai :
1.         Pengertian Parkinsonisme
2.            Patofisiologis Parkinsonisme
3.            Gejala Klinik Parkinsonisme
4.            Penatalaksanaan Parkinsonisme
5.            Asuhan Keperawatan Pada Parkinsonisme


1.3.        Tujuan
A.           Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang Askep pada klien dengan parkinsonisme
B.           Tujuan Khusus
Kelompok dapat melakukan :
1.            Pengkajian klien dengan parkinsonisme
2.            Penunjukkan diagnosa perawatan pada klien dengan parkinsonisme
3.            Perencanaan tindakan pada klien dengan parkinsonisme
4.            Pelaksanaan tindakan keperawatan dengan parkinsonisme
5.            Evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan pada klien dengan parkinsonisme
6.            Pendokumentasian askep pada klien parkinsonisme

1.4.      Metode Pengumpulan Data
Makalah mengenai askep pada klien dengan parkinsonisme disusun dengan bersumber pada buku-buku literatur dan dari sumber-sumber lainnya

 BAB II
TINJAUAN TEORITIS



2.1.        Definisi
Penyakit parkinson’s adalah gangguan degeneratif ganglia basal kronis yang menyerang striatum, globuspallidum, nukleus subtalamik, substansia nigra, nukleus merah.

2.2.        Pathofisiologis
Perubahan patologi yang terjadi berupa deplamentasi substansia nigra di basal ganglia, sel-sel saraf di tempat ini akan hilang fungsinya disamping menurunnya dopamine akan mempengaruhi hilangnya mekanisme eksistasi dan inhibisi yang khusus terkena adalah neuron-neuron pada substansia nigra dan korpus stratum. Penyelidikan neurokimia dapat diperlihatkan adanya hubungan langsung antara derajat kekurangan dopamine dengan beratnya gejala-gejala pasien.

2.3.      Gambaran Klinik
Tanda utama sindrom parkinson adalah kekakuan, tremor (terutama waktu istirahat) dan akinesia atau bradikinesia. Kekakuan mungkin terbatas pada satu kelompok otot dan terutama mengenai satu sisi saja, tetapi dapat juga tersebar luas dan bilateral. Tremor yang terjadi pada parkinsonisme terjadi pada waktu istirahat (rest tremor).
Tanda-tanda sekunder antara lain gangguan berjalan, gangguan sikap tubuh serta gangguan sistem saraf otonom. Gangguan berjalan menggambarkan peningkatan gangguan refleks-refleks postural (sikap tubuh) dan refleks menegakkan badan.
Manifestasi otonom penyakit parkinson antara lain  adalah berkeringat, kulit berminyak dan cenderung menderita dermatitis seborhoika, susah menelan, konstipasi dan gangguan kandung kemih yang diperberat oleh obat-obatan antikolinegik dan hipertrofi prostat.
Gambaran lainnya adalah gangguan nervus okulomotorius misalnya waktu melakukan konvergensi penglihatan adalah kabur, rasa lelah berlebihan dan otot terasa nyeri. Otot-otot lelah karena kaku, hipotensi postural, gangguan pernafasan. Banyak yang merupakan gejala sekunder akibat hipoventilasi dan tidak adanya kegiatan (inaktivitas).

2.4.      Diagnosis
Tidak ada data-data laboratorium yang khas, sehingga diagnosis sindroma parkinson hanya di dasarkan pada hasil penemuan-penemuan klinis saja. Penemuan-penemuan neurologis yang utama diantaranya adalah tremor istirahat, wajah seperti topeng, kekakuan roda bergerigi, kelainan postural dan berjalan, mikrofagia, monoton, refleks glabella (berkedip) hipertensif.

2.5.      Penatalaksanaan
Farmakoterapi penyakit Perkinson berusaha mengembalikan keseimbangan antara dopamin dan asetilkolin dengan menggunakan obat-obatan dopaminergik. Dopamin tak dapat melintasi sawar darah dan otak Levadopa (L-dopa) merupakan prazat metabolik dopamiti yang dapat  melintasi sawar darah otak tersebut.
Obat-obatan lain yang digunakan untuk mengobati penyakit parkinson antara lain antikolinergik, antihistamin yang juga mempunyai kerja antikolinergik dan amantadin, suatu senyawa sistetik antivirus yang digunakan untuk mencegah influenza. Beberapa penderita parkinsonisme tertentu mungkin berhasil dilakukan pembedahan lesi  (mempergunakan tekhnik stereotaksik) pada globus palidus atau talamus ventro lateral.
Kecuali di atas terapi fisik, terapi pekerjaan dan sikap posistif berupa dukungan dan pemberian semangat merupakan faktor-faktor penting pengobatan.

2.6.      Lain-lain
Parkinsonisme post-ensefalitis ada kaitannya dengan ensefalitis letargika (penyakit von-economo). Parkinsonisme yang ditimbulkan akibat penggunaan obat-obatan (parkinsonisme drug-induced) dapat diakibatkan oleh obata-obatan sejenis fenotiazin, haloperidol dan jenis butiofenon lainnya dan rauwoltia. Parkinsonisme yang diakibatkan oleh  obat ini paling sering dijumpai pada pasien yang menderita gangguan psikiatris yang mungkin menggunakan obat-obatan neurolleptik dosis tinggi untuk jangka waktu yang lama. “Pseudoparkinsonisme “ sering bersifat reversibel bila gejala-gejala ekstra pimidal berhasil diketahui sejak awal dan obat-obatan dapat langsung dihentikan. Sindroma parkinson juga dapat ditimbulkan oleh kontak dengan logam berat (timah, mangan, air raksa) dan akibat keracunan karbon dioksida. Parkinsonisme juga ada kaitannya dengan hipoparatiroidisme.

 
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN



3.1.        Definisi
Penyakit parkinson dimulai dengan gejala yang kurang jelas dan berkembang sangat lambat. Orang tidak akan dapat mengingat serangan gejala.

3.2.        Asuhan Keperawatan
3.2.1.   Data Subjektif
1.            Pengertian pasien tentang penyakit
2.            Keluhan kelelahan
3.            Koordinasi kacau
4.            Tidak mampu membuat pertimbangan dan emosi tidak stabil
5.            Tidak peka terhadap panas

3.2.2.   Data Objektif
1.            Menderita tremor :
                                    a.            Pill roling motion, gerakan jari seperti memilin kapas
b.            Resting tremor : tremor pada saat istirahat
2.            Kekakuan otot
3.            Hypo/a refleks
4.            Penampilan wajah berubah oleh karena kekakuan otot-otot wajah menyebabkan wajah seperti topeng, kulit berminyak
5.            Gaya berjalan, khas dimana kaki diseret dan ayunan/lenggok kaku, kadang tidak dapat berhenti sendiri sehingga sering terjadi kecelakaan
6.            Bicara lambat dan monoton
7.            Drolling/ngeces
8.            penurunan/perlambatan respin terhadap berbagai rangsangan
9.            Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari

3.3.      Pemeriksaan Diagnostik
Tidak ada pemeriksaan untuk menegakkan diagnostik pada penyakit parkinson. Pemeriksaan klinis dan anamnesa, serta respon pasien tentang pemakaian obat terhadap penyakit dapat memperkuat dugaan diagnosa.
Bila terdapat jawaban adanya domentia kronis, CT Scan memperlihatkan atropi cerebral, EEG hanya memperlihatkan sedikit kelambatan pengosongan lambung dan hipomolitas.

3.4.      Masalah Keperawatan
1.            Gangguan Pemenuhan ADL
2.            Potensial trauma
Tujuan/kriteria :
-           Klien tidak mengalami trauma, tidak jatuh, tidak terjadi perlukaan jaringan
Intervensi keperawatan :
-                      Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi dan selalu menggunakan pengaman disisi tempat tidur
-                      Dorong klien untuk meminta bantuan bila dibutuhkan
-                      Anjurkan klien menggunakan alas kaki yang tidak licin dan gunakan yang bertumit rendah
-                      Awasi klien selama pergerakan
-                      Anjurkan klien melakukan pergerakan pada tempat-tempat yang aman dan gunakan pengaman bila dibutuhkan
3.            Perubahan konsep diri
Tujuan :
Klien akan beradaptasi dengan berbagai perubahan penampilan fungsi fisik dan mental, gaya hidup dan peran.
Intervensi keperawatan :
-                Kaji tanda dan gejala perubahan konsep diri
-                Jelaskan makna perubahan-perubahan tersebut bagi klien dan dorong agar klien mengungkapkan perasaannya
-                Perlihatkan sikap menerima klien dengan cara sering mengunjunginya
-                Kaji tanda-tanda prilaku adaptif
-                Beri dorongan agar klien dapat terlibat secara terus menerus dalam aktivitas sosial dan melaksanakan peran-peran yang biasa dan disukai
4.            Kebutuhan nutrisi kurang
5.            Potensial gangguan integritas kulit

3.5.      Pengobatan
Pengobatan penyakit parkinson adalah paliatip dan simtomatis tergantung kepada manipulasi farmakologi oleh penyakit . Obat-obat itu berkhasiat dramatis pada perjalanan penyakit. Dengan pemakaian obat yang tepat banyak gejala menjadi hilang.
Setelah pemakaian obat berjalan lama terjadi akan muncul gejala efek samping, demikian pula khasiat dari obat-obatan akan menurun. Merawat pasien di rumah sakit kadang-kadang dapat menolong sebagai libur pemberian obat, pada saat dirawat obat-obatan dimulai lagi dengan dosis kecil yang dapat memberi khasiat baik
Komplikasi seperti pneumoni aspirasi dapat terjadi karena imobilitas, kaku dan gejala lain akan timbul bila obat dihentikan.



                                                   BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


4.1.        Kesimpulan
Penyakit parkinson adalah gangguan degeneratif ganglia basal kronis yang menyerang striatum, globus pallidum, nukleus subtalamik, substantia nigra, nukleus merah.
Parkinsonisme merupakan sebab utama dari kelumpuhan merupakan suatu penyakit progresif lambat yang menyerang usia pertengahan atau lanjut usia dengan awitan khas pada usia 50-an dan 60-an. Tidak ditemukan sebab genetik yang jelas dan tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkannya.
Tanda utama sindroma parkinson adalah kekakuan tremor (terutama waktu istirahat) dan a inesia atau bradikinesia. Tanda-tanda sekunder antara lain gangguan berjalan, gangguan sikap tubuh serta gangguan sisten syaraf otonom.

4.2.        Saran

Parkinson adalah sindrom yang ditandai dengan trumor ritmik, bradikinesia, kekauan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Parkinson merupakan sebab dari kelumpuhan.

Obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit parkinson antara lain anti kolinergik, anti histamin yang juga mempunyai kerja antikolineugik dan amantadin. Suatu senyawa sintetik antivirus yang digunakan untuk mencegah influenza. Beberapa penderita parkinson tertentu mungkin berhasil dilakukan pembedahan lesi (mempergunakan teknik strotaksik) pada globus palidus atau talamus rentrolateral kecuali di atas terapi fisik, terapi pekerjaan dan sikap positif berupa dukungan dan pemberian semangat merupakan faktor-faktor penting pengobatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar