1.
Air Tubuh
Air dalam tubuh manusia merupakan komponen
terbesar, 40-75 % dari tubuh manusia adalah air. Seorang bayi baru lahir
mempunyai presentase air paling besar yaitu 75 %. Orang yang sudah sangat
lanjut usia dan kurus, 40 % tubuhnya terdiri atas air.
Selain itu, ada perbedaan mencolok antara
orang gemuk dengan yang kurus. Orang gemuk relatif lebih sedikit airnya
dibandingkan dengan orang yang kurus. Jenis kelamin juga menentukan komposisi
air, yakni : pada orang dewasa muda laki-laki sebanyak 57 %, sedangkan pada
perempuan sebanyak 47 %.
Dengan mengetahui presentasi air tubuh
tersebut, haruslah dipahami bahwa hilangnya jumlah cairan tubuh dengan
presentase yang sama sebetulnya mempunyai akibat yang berbeda. Perlu diketahui
kehilangan cairan tubuh pada pasien bayi jauh lebih berakibat serius karena
menggoyahkan homeostatis dari 75 % tubuhnya, dikatakan jumlah cairan tubuh
neonatus dan bayi relatif lebih banyak dibandingkan cairan tubuh orang dewasa.
Maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi air tubuh meliputi :
1). Sel-sel lemak : mengandung sedikit air,
sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh.
2). Usia : Sesuai aturan, air tubuh menurun
dengan peningkatan usia.
3). Jenis kelamin wanita :Wanita mempunyai
air tubuh yang kurang secara proposional, karena banyak mengandung lemak tubuh.
2.
Sumber Air Tubuh.
a). Air minum ( 1500-2000cc/hari ).
b). Air yang ada dalam makanan ( 700cc/hari
).
c).Air yang dihasilkan oleh sel tubuh pada
proses metabolismenya (200cc/hari ). Contonya glikolisis aerobik.
Jadi kurang lebih cairan yang dibutuhkan
manusia setiap harinya 2400-2900cc/hari.
3.
Pengeluaran Air Tubuh.
Dalam Homeostatis, jumlah air tubuh selalu
diupayakan konstan. Karenanya, air tubuh yang keluar akan sama dengan jumlah
air tubuh yang masuk .
Air tubuh yang keluar dapat melalui :
·
Ekskresi ginjal, bernentu air kemih (1400-1900
cc/hari 0.
·
Udara ekspirasi pernapasan, berbentuk uap air
(350 cc/hari )
·
Melalui kulit , dengan cara difusi dan
pengeluaran keringat (100 cc/hari ).
·
Air dalam feses atau tinja ( 200 cc/hari ).
Jadi total pengeluaran total 2400-2900
cc/hari. Antara pengeluaran dan pemasukan harusla seimbang, tetapui tentu saja
variasi jumlahnya sangat tergantung keadaan.Kalu keadaan panas akan banyak
berkeringat dan bila keadaan kelembabab rendah, penguapan akan bertambah dan
mekanisme haus akan menyebabkan bertambahnya air yang diminum.
4.
Dinamika Cairan Tubuh.
Cairan tubuh berperan sebagai medium atau sarana untuk traspor
zat-zat makanan maupun traspor sisa-sisa metabolisme. Cairan tubuh membawa
nutrien sejak absorbsi dan mendistribusikan sampai ketingkat intara seluler dimana
nutrien mengalami metabolisme. Demikian pula hasil-hasil metabolisme akan
didistribusikan keseluruh tubuh, dan sisa metabolisme dibawa ketempat-tempat
ekskresi, semuanya terjadi dengan cairan tubuh sebagai medium.
Cairan tubuh sebagai obyek utama dalam upaya
homeostasis, mempunyai fungsi :
·
Mengatur keseimbangan berbagai elektrolit
seperti Natrium, Kalium Clorida, Magnesium, Calsium,
·
Mengatur keseimbangan asam-basa dimana kekuatan
senyawa yang bersifat asan dan bersifat basa berada dalam keadaan seimbang dan
dibantu oleh zat yang berfungsi sebagai dapar ( buffer) cairan yubuh.
·
Mengatur suhu tubuh agar tetap konstan dengan
cara mekanisme produksi panas oleh hepar dan otot dan mekanisme pelepasan panas
tubuh oleh kulit dengan hipotalamus sebagai pengendalian sentralnya.
5.
Komponen Cairan Tubuh .
Secara fungsional cairan tubuh dibedakan atas
dua bagian, yaitu :
- Cairan Intraseluler ( CIS ).
CIS
adalah cairan yang berada didalam sel, pada orang dewasa kira-kira dua
per tiga dari cairan tubuh adalah intraseluler, sama kira-kira 25 liter pada
rata-rata pria dewasa dengan berat badan 70 Kg,. Sebaliknya hanya setengah dari
cairan tubuh bayi adalah cairan intraseluler.
- Cairan Ekstraseluler ( CES ).
CES adalah cairan yang berada diluar sel dan
terdiri dari :
·
Cairan Intertisial adalah cairan yang berda
dicelah-celah jaringan antar sel.
·
Cairan intra vaskuler ( plasma ), yaitu cairan
yang berada didalam pembuluh darah.
·
Cairan Tras seluler, merupakan cairan yang
berada ditempat-tempat khusus seperti cairan otak, cairan sendi, cairan dalam
bola mata, dalam rongga pleura, peritoneum, dan sebagainya.
Lingkungan atau tempat sel hidup adalah cairan ekstra sel, dalam hal ini
terutama adalah bagian interstisial dan plasma, Dari situlah sel mengambil zat
( O2 dan nutrisi ) dan membuang sisa metabolitnya. Karena cairan ekstra sel
merupakan Lingkungan Hidup maka harus dijaga kelestariannya, dengan cara
homeostatis agar sel tetap hidup secara baik.
6.
Komposisi Cairan Tubuh,
Cairan tubuh berisi berbagai macam elektrolit
dan zat organik. Elektrolit-elektrolit terbanyak adalah Natrium, Kalium,
Kalsium, . Zat organik antara lain ;
protein, glukosa, asam amino, dan asam-asam organik lain.
Ada perbedaan yang cukup mencolok antara
komposisi zat-zat tersebut didalam sel, didalam cairan interstisial, dan
didalam plasma.Di Ekstra sel jumlah Natrium jauh lebih banyak dari jumlah
natrium di intra sel tetapi ion Kalium di Intra sel lebih banyak dari kalium di ekstra sel. Dan ion Magnesium,
fostat dan protein terbanyak di dalam sel dan bikarbonat banyak di ekstra sel.
7.
Gangguan keseimbangan cairan.
- Edema
Edema adalah terkumpulnya cairan didalam
jaringan interstisial lebih dari jumlah yang biasa, disebabkan karena gangguan
pertukanaran elektrolit antara lain plasma dengan jaringan interstisial.
Edema bisa terjadi karena akibat hal-hal
berikut ;
·
Tekanan darah kapiler yang meningkat, sehingga
darah seperti diperas kejaringan, hal ini dapat terjadi karena 2 sebab yairu
Vena Terbendung dan Arteriola Berdilatasi atau melebar.
·
Berkurangnya jumlah Protein Plasma.Dimana
terjadi teknan osmotik koloid plasma berkurang sehingga daya tarik cairan
kearah lumen pembuluh drah berkurang.
·
Bendungan aliran Limfe. Bila limfe terbendung
maka molekul-molekul protein yang besar
tidak dapat berpindah dari jaringan ke pembuluh darah.
·
Permeabelitas Kapiler yang meningkat.Dinding
kapile bisa berubah menjadi sangat permeabel pada keadaan-keadaan tertentu
seperti luka bakar, penderita yang mengalami renjatan / syock atau terkena toksin.
·
Ginjal gagal membuang air padahal asupan air
minum jumlahnya seperti biasa, maka air terkumpul didalam badan, karena gagal
ginjal ataupun ginjal terlalu banyak mengabsorbsi natrium dan air karena
peningkatan hormon aldosteron.
- Dehidrasi.
Dehidrasi berati tubuh terlalu banyak
kehilangan air dan elektrolit (cairan tubuh ).
Seseorang dapat mengalami dehidrasi karena
beberapa sebab :
·
Berkeringat terlalu banyak, seperti pada tempat
yang panas tinggi, tetapi tanpa adanya asupan cairan yang masuk.
·
Muntah-muntah hebat, yang dapat menggangu
keseimbangan asam dan basa jadi alkalosis.
·
Diare hebat pada penyakit Kolera – Eltor
sehingga menyebab kan terjadi asidosis bersama dehidrasi.
·
Diuresis (jumlah air kemih berlebihan, baik
karena obat diuretika maupun beberapa penyakit ginjal ).
Kompartemen cairan tubuh yang hilang atau
berkurang pertama kali adalah interstisialdan kemudian disusul dari cairan
intra vaskuler.Kematian bisa terjadi bila kehilangan cairan ektra sel mencapai
60 5 atau kehilangan cairan intra seluker cukup 30 % saja.
8.
Perhitungan Pemberian Cairan menurut Berat
badan. ( Rehidrasi awal dan rumat ).
·
Berat badan 1-10 kg : 100 ml / kg BB.
·
Berat badan 10-20 kg : 1000 ml + 50 ml / kg BB
sisa ( BB – 10 kg ).
·
Berat badab > 20 kg : 1500 ml + 20 ml / kg BB
sisa ( BB – 20 kg ).
Penggantian Cairan Bila pasien mengalami
renjatan :
·
Beri cairan infus dengan di guyur debanyak 500
cc
·
Lalu beri Infus RL / Nacl 0,9 %/ glukosa 10 %
pada hari pertama 20 mg/kg BB / jam. Lalu setelah tromosit meningkat atau
Hematokrit kembali normal ( 37-52 % ) . infus tetap diberiakn tetapi dikuramgi
menjadi 10mg/ kg/BB/ jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar